Profil Pondok Pesantren


Pendahuluan
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat allah SWT atas segala nikmat yang telah dibeikan-Nya kepada kita semua, dan shalawat serta salam kami haturkan kepada nabi akhir zaman Rosulullah Muhammad SAW yang telah berjuang  untuk menegakkan agama Allah dan berkat beliau pulalah kita dijadikan sebaik-baiknya umat dimuka bumi ini.
 Ucapakan syukur juga kami berkan kepada  pihak yang telah membantu berdirinya Pondok Pesantren Al-Habib Sholeh Bin Alwi Al-Haddadyang sebelumnya bernama Raudhotul Jannah, baik bantuan secara materil, tenaga maupun bantuan secara moril. Dipilihnya pondok pesantren ini sebagai wadah dari lembaga pendidikan yang terdapat diparit masigi tidak terlepas dari pertimbangan – pertimbangan yang terkait dengan tujuan misi dan visi dari para pendiri Lembaga Pendidikan Islam Ponpes Al-Habib Sholeh Bin Alwi Al-Haddad
Berkembangnya iman pada saat ini yang meliputi segala aspek kehidupan, juga harus diikuti dengan persiapan diri dalam menerima dan memilih perkembangan tersebut, baik sebagai pribadi muslim maupun sebagai umat islam secara keseluruhan. Kesipan tersebut dapat dicapai hanya dengan meningkatkan iman dan taqwa secara konsisten dalam meningkatkan intelektual diri kita dalam kita dalam bidang keilmuan terutama ilmu agama, guna memproteksi perkembangan-perkembangan zaman yang berdampak negative bagi kehidupan muslimin khususnya yang berada dikalimantan Barat.
Usaha yang nyata untuk meningkatkan keilmuan pribadi muslim tersebut dapat direalisasikan antara lain dengan mendirikan sebuah Lembaga Pendidikan Islam dalam bentuk Pondok Pesantren. Hal tersebut tidak terlepas dari tujuan umum didirikannya sebuah pondok pesantren yaitu membentuk setiap pribadi muslim yang berlandaskan IMTAQ dan IPTEK.


Kesiapan diri dengan berbekal IMTAQ dan IPTEK itulah yang diharapkan dapat memberikan bekal bagi setiap muslim untuk menerima ataupun menolak setiap perkembangan zaman yang terjadi sebagai akibat dari globalisasi dan moderenisasi, serta menjadikan setiap kehidupan muslim sebagai insan yang mampu bersaing dalam segala bidang kehidupan yang sedang mengalami kenajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun teknologi, sehingga islam dapat bangkit kembali dan disenangi oleh penganut-penganut agama lain.

Kebangkitan tersebut  akan menempatkan islam pada tempat asalnya yaitu kesempurnaan, kemuliaan dan keagungan dibandingkan dengan agama-agama lain. Sebagi mana yang difirmankan Allah SWT dala surah Al-Maidah , Ayat 3:
            “…pada hari ini orang-oang kafir telah putus asa untuk ( mengalahkan ) agamamu, sebab itulah janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…”
1.   Latar Belakang
                     Pengaruh golbalisasi dan kemajuan IPTEK diera serba modern saat ini sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya – menyebabkan masyarakat menjadi lebih komsumtif dan materialistis sehingga tercipta suatu kondisi social yang “carut marut “ dan tidak aterkendali sehingga membuat masyarakat lupa akan tujuan mereka diciptakan oleh Allah SWT.
                     Kemudahan untuk mengakses kemajuan IPTEK sebagai dampak dari perkembangan zaman tersebut, juga menjadikan masyarakat semangkin menjauhi nilai-nilai luhur  dan agam.  Masyarakat pada saat ini lebih mementingkan masalah duniawi dibandingkan mempersiapkan diri untuk kesela,atan akhirat kelak dan demi kesenangan dunia yang fana ini, mengenyampingkan perintah dan larangan Allah SWT.
                     Akibat perkembangan zaman tersebut norma-norma kehidupan dan budaya masyarakat dahulu terpelihara, kini telah terkikis perlahan dan digantikan dengan budaya barat yang lebih banyak memberikan pengaruh negative terhadap kondisi sosial masyarakat dan merusak kepribadian serta moral dan pemuda muslim sebagaimana  yang terjadi pada masa sekarang ini.
                     Budaya barat tersebut semangkin digemari karena selalu memberikan kepuasan yang semu dengan menuruti hawa nafsu syatoniyyah saja. Hal tersebut disebabkan budaya barat tidak bersumber dari al-qur’an dan assunnah, seperti pergaulan bebas antara pria dan wanita yang bukan muhrimnya, yang mana budaya tersebut merupakan budaya barat yang diadopsi oleh msyarakat kita khususnya para pemuda dan pemudi islam karena memberikan kepuasan nafsu syaitoniyyah semu bagi mereka.
                     Melihat fenomena mental sosial dan kondisi spiritual masyarakat yang seperti itu, maka timbullah keprihatinan dank khawatiran kami terhadap generasi-generasi  bangsa selanjutnya yang mungkin akan terpengaruh dengan linkungan sosial yang tidak sehat secara mental dan spiritual khususnya didaerah Parit Masigi ini dan sekitarnya untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan Pondok Pesantren dan pendidikan formal lainnya yang diyakini dapat memberikan bekal bagi para pemuda sebagai penerus agama dan bangsa untuk menolak segala pengaruh negative yang disebabkan oleh globalisasi dan kemajuan IT ( Informasi dan Teknologi) saat ini.
                     Pada akhirnya ide bersama tersebut direalisasikan pada tahun 1989 dengan diwakafkannya sebidang tanah dengan luas sekita 10.000 m2 untuk pembagunan Pondok Pesantren. Pembangunan pondok pesantren tersebut dimulai dengan mendirikan bangunan 2 ( dua ) tingkat untuk kamar dan kelas yang seluruhnya 12 ruang dengan ukuran 12X14 m. keseluruhan banguna tersebut telah rampung lebih kurang 90% sejak 1994.



                     Namun pada tahun 1997 dan tahun 1999 fakum proses belajar mengajar dipondok pesantren kami tersebut selama beberapa tahun. Maka pada tahun 2004, kami berusaha menghidupkan kembali kegiatan belajar mengajar dipondok tersebut dengan membuat Akte Notaris dangan nama “ Lembaga Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Habib Sholeh Bin Alwi Al-Haddad ”.
                     Dengan rahmat Allah SWT dan Puji Syukur kepada Allah SWT, kini pondok pesantren ini telah hidup kembali dan proses belajar mengajar telah berjalan sampai saat ini dengan memiliki santri sebanyak 683 orang santri terdiri santri putra dan santri putridan menempati bangunan lama yang masih sangat membutuhkan bangunan baru untuk dihuni sebagai asrama untuk santri .
                     Besar harapan kami  dengan membangun bangunan baru tersebut dapat memberikan wadah dan tempat  yang layak guna mendukung proses belajar mengajar, pembinaan keilmuan, moral dan akhlak serta aktivitas-aktivitas  keagamaan yang lain bagi santri putra dan santri putri.
2. Kultur Sosial Santri Dan Masyarakat Sekitar
A.      Santri
Santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Habib Sholeh Bin Alwi Al-Haddad berasal dari berbagai tempat di wilayah kota dan kabupaten di Kalimantan Barat, dan terdiri dari berbagai suku antara lain Arab, Madura, Melayu, Bugis dan lain-lain.
Santri tersebut sebagian besar berasal dari keluarga yang tidak mampu ( fakir dan miskin ) serta merpakan anak yatim berjumlah 55orang sehingga sebagian besar mereka dibebaskan dari biaya apapun. Oleh karena itu, kami berusaha ekstra keras untuk memnuhi segala kebutuhan para santri dengan menerima     bantua – bantuan dari para donatur yang secara ikhlas ikut berjuang dijalan Allah SWT melalui Pondok Pesantren ini.
  
B.      Masyarakat Sekitar
Masyarakat yang ada disekitar pondok pesantren terdiri dari berbagai macam suku yang Alhamdulillah sebagain besar merupakan ikhwanul muslimin, jadi sangat  memudahkan dan mendukung lancarnya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di Pondok Pesantren tersebut.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini